Kemajuan pesat dalam kecerdasan buatan (AI) telah meningkatkan efisiensi berbagai pekerjaan manusia. Namun, ini juga memicu kekhawatiran akan potensi penggantian tenaga kerja manusia oleh AI.
Elon Musk, CEO SpaceX, baru-baru ini membuat prediksi yang cukup mengejutkan mengenai profesi yang akan segera tergantikan oleh AI.
Prediksi Elon Musk: Ahli Bedah Akan Tergantikan AI dalam 5 Tahun
Musk memprediksi bahwa robot akan melampaui kemampuan ahli bedah manusia dalam waktu dekat. Ia bahkan memperkirakan hal ini akan terjadi dalam waktu sekitar lima tahun.
Pernyataan ini disampaikan Musk melalui akun X miliknya. Ia juga menambahkan bahwa Neuralink, perusahaannya, perlu menggunakan robot untuk pemasangan elektroda komputer otak karena manusia tidak mampu mencapai kecepatan dan ketepatan yang dibutuhkan.
AI dalam Kedokteran: Lebih dari Sekadar Prediksi
Ini bukan kali pertama Musk menyinggung potensi AI menggantikan dokter. Sebelumnya, ia mengklaim chatbot AI miliknya, Grok, mampu mendiagnosis cedera medis.
Meskipun demikian, klaim Musk seringkali dipertanyakan dan dibantah oleh para profesional medis. Grok sendiri selalu menekankan pentingnya konsultasi dengan tenaga kesehatan profesional.
Grok bahkan secara eksplisit menyatakan ketidakmampuannya untuk mendiagnosis cedera medis dan menyarankan konsultasi dengan tenaga medis profesional untuk mendapatkan diagnosis dan rencana perawatan yang tepat.
Tren AI dalam Kesehatan: Sebuah Perlombaan?
Musk bukanlah satu-satunya tokoh yang melihat potensi AI dalam menggantikan peran dokter. Banyak perusahaan teknologi besar tengah berlomba-lomba mengembangkan teknologi AI untuk sektor kesehatan.
Google DeepMind, misalnya, melalui CEO-nya Demis Hassabis, menyatakan keyakinan bahwa AI mampu menyembuhkan semua penyakit dalam beberapa tahun mendatang.
OpenAI juga mencatat banyak pengguna ChatGPT yang memanfaatkan chatbot untuk mengatasi masalah kesehatan yang sudah lama mereka alami.
Microsoft, investor utama OpenAI, bahkan meluncurkan alat diagnostik baru untuk mendeteksi penyakit langka. CEO Satya Nadella yakin alat ini akan meningkatkan kualitas hidup secara signifikan.
Tantangan dan Risiko Penggunaan AI dalam Diagnosa Medis
Berbeda dengan tugas-tugas seperti pengkodean atau penulisan, kesalahan diagnosis dalam bidang kesehatan dapat berakibat fatal. Risiko kehilangan nyawa menjadi taruhan yang sangat tinggi dalam penerapan AI di bidang medis.
Oleh karena itu, perlu pertimbangan yang sangat matang dan uji coba yang ekstensif sebelum AI benar-benar diandalkan untuk menggantikan peran manusia dalam praktik kedokteran.
Meskipun kemajuan teknologi AI sangat menjanjikan, kehati-hatian dan pengawasan ketat tetap diperlukan untuk memastikan keselamatan dan etika dalam penerapannya di bidang kesehatan.
Prediksi Elon Musk tentang penggantian ahli bedah oleh AI dalam lima tahun ke depan tentu memicu berbagai perdebatan. Pertanyaan utamanya adalah bagaimana kita dapat memanfaatkan teknologi AI secara bertanggung jawab dan etis dalam dunia kedokteran tanpa mengorbankan keselamatan pasien.
Perlu diingat bahwa AI merupakan alat bantu yang dapat meningkatkan efisiensi dan akurasi dalam bidang kedokteran, tetapi tidak dapat sepenuhnya menggantikan peran, keahlian, dan empati seorang dokter manusia.