iTech  

Serangan Siber Diduga Sebabkan Gangguan Twitter, Pengguna Mengeluh

Platform X (sebelumnya Twitter) mengalami gangguan signifikan pada Senin, 10 Maret 2025, sore. Pengguna di seluruh dunia, termasuk Indonesia dan Amerika Serikat, kesulitan mengakses platform melalui aplikasi maupun situs web. Gangguan ini menimbulkan kekhawatiran dan spekulasi luas.

Di Amerika Serikat, puncak gangguan terjadi sekitar pukul 21.00 WIB (10.00 pagi waktu AS), dengan 38.527 laporan masuk ke DownDetector. Di Indonesia, laporan awal tercatat sekitar pukul 17.00 WIB dengan 1.682 laporan, dan angka ini menurun menjadi 1.456 laporan pada pukul 21.00 WIB. Gangguan berlanjut hingga Selasa dini hari, namun jumlah laporan menurun drastis. Saat ini, akses ke X telah kembali normal di Indonesia.

Elon Musk, pemilik X, mencuit di akun pribadinya bahwa penyebab utama gangguan adalah serangan siber besar-besaran. Ia menyatakan bahwa X diserang setiap hari, namun serangan kali ini melibatkan banyak sumber daya dan kemungkinan melibatkan kelompok besar yang terkoordinasi, bahkan mungkin suatu negara.

Dalam wawancara dengan Fox Business, Musk menyebutkan bahwa timnya masih melakukan investigasi, tetapi ia mengindikasikan bahwa alamat IP penyerang terlacak berasal dari Ukraina. Pernyataan ini menimbulkan kontroversi dan menimbulkan pertanyaan lebih lanjut.

Namun, peneliti keamanan siber, Kevin Beaumont, membantah klaim Musk. Beaumont, melalui postingan di Bluesky, menjelaskan bahwa alamat IP yang dimaksud tidak hanya berasal dari Ukraina, melainkan dari seluruh dunia. Ia menyoroti bahwa pernyataan Musk menghilangkan “fakta kunci” yang penting dalam investigasi.

Beaumont berspekulasi bahwa serangan tersebut kemungkinan dilakukan oleh botnet Mirai varian, yang menyusup melalui perangkat yang rentan seperti kamera yang sudah tidak terawat. Jenis botnet ini sering digunakan untuk menyerang perusahaan telekomunikasi dan pengembang game. Namun, ia tidak memastikan siapa dalang di balik serangan tersebut, dan menyebutnya secara sarkastik sebagai “Advanced Persistent Teenagers.”

Pernyataan “Advanced Persistent Teenagers” merupakan sindiran terhadap kelompok pemuda yang mampu melakukan serangan siber canggih. Istilah ini membandingkan mereka dengan kelompok Advanced Persistent Threat (APT) yang lebih profesional dan terorganisir.

Insiden ini menyoroti kerentanan platform media sosial besar terhadap serangan siber. Ke depan, perlu dilakukan peningkatan keamanan siber yang lebih ketat untuk mencegah kejadian serupa. Selain itu, penting untuk bersikap kritis terhadap informasi yang beredar, terutama dari sumber yang belum terverifikasi. Analisis lebih mendalam tentang data dan log server sangat diperlukan untuk mengidentifikasi pelaku sebenarnya dan metodologi serangan.

Gangguan X ini juga menimbulkan pertanyaan tentang kemampuan platform untuk menangani serangan siber besar-besaran dan tanggapan yang tepat dari pihak manajemen. Kecepatan pemulihan layanan dan transparansi informasi yang disampaikan oleh Elon Musk perlu dievaluasi lebih lanjut untuk memperbaiki sistem keamanan di masa mendatang. Kejadian ini juga menjadi pengingat akan pentingnya keamanan siber dan pentingnya investasi yang memadai dalam infrastruktur keamanan untuk melindungi platform digital yang vital.

Kesimpulannya, serangan siber terhadap X merupakan insiden serius yang memerlukan penyelidikan menyeluruh dan perbaikan sistem keamanan. Perlu kerjasama yang lebih erat antara perusahaan teknologi, peneliti keamanan siber, dan pemerintah untuk mengatasi ancaman siber yang semakin kompleks ini. Transparansi dan keterbukaan informasi sangat penting untuk membangun kepercayaan publik dan memastikan keamanan data pengguna.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *