Apple baru saja merilis laporan keuangan kuartal kedua tahun fiskal 2025 (Januari-Maret 2025), mencatatkan pendapatan yang mengesankan. Pendapatan mencapai USD 95,4 miliar atau sekitar Rp 1.496 triliun (dengan kurs Rp 15.680 per dolar AS). Angka ini menunjukkan peningkatan 5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, melampaui proyeksi perusahaan sendiri.
CEO Apple, Tim Cook, dan CFO, Kevan Parekh, turut menyampaikan rasa optimisme. Kinerja positif ini dicapai meskipun perusahaan menghadapi tantangan seperti tarif perdagangan dan fluktuasi nilai tukar mata uang global.
Kinerja Keuangan Kuartal Kedua Apple: Pertumbuhan di Segmen Utama
Pendapatan USD 95,4 miliar tersebut didorong oleh pertumbuhan penjualan di berbagai lini produk. Pertumbuhan signifikan terlihat di segmen layanan (Services), yang mencetak rekor pendapatan tertinggi.
Laba per saham (EPS) juga mencapai angka mengesankan, yaitu USS 1,65, meningkat 8% dibandingkan tahun sebelumnya. Ini menandai rekor baru untuk kuartal Maret.
- iPhone: Pendapatan mencapai USD 46,8 miliar (sekitar Rp 733 triliun), naik 2% year-on-year. Keberhasilan ini ditopang oleh peluncuran iPhone 16e dengan chip A18 dan modem C1 yang hemat energi.
- Mac: Pendapatan tumbuh 7% menjadi USD 7,9 miliar (sekitar Rp 124 triliun). MacBook Air dengan chip M4 dan Mac Studio dengan M4 Max serta M3 Ultra berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ini.
- iPad: Menunjukkan pertumbuhan signifikan sebesar 15%, dengan pendapatan mencapai USD 6,4 miliar (sekitar Rp 100 triliun). iPad Air dengan chip M3 dan fitur Apple Intelligence menjadi daya tarik utama.
- Wearables, Home, and Accessories: Pendapatan USD 7,5 miliar (sekitar Rp 117 triliun) mengalami penurunan 5%. Penurunan ini dikaitkan dengan perbandingan yang sulit dengan peluncuran Apple Vision Pro dan Watch Ultra 2 tahun lalu.
- Services: Segmen layanan mencetak rekor pendapatan USD 26,6 miliar (sekitar Rp 416 triliun), naik 12%. Keberhasilan ini didorong oleh peningkatan pelanggan Apple TV+, Apple Pay, dan App Store.
Inovasi Apple Intelligence dan Ekspansi Global
Apple terus berinvestasi dalam inovasi, khususnya melalui pengembangan Apple Intelligence. Teknologi ini kini tersedia dalam lebih banyak bahasa, termasuk Prancis, Jerman, Jepang, dan beberapa dialek Inggris.
Fitur-fitur baru seperti Writing Tools, Genmoji, dan Visual Intelligence meningkatkan pengalaman pengguna di seluruh perangkat Apple. Meskipun demikian, pengembangan fitur Siri yang lebih personal masih tertunda.
Secara global, Apple mencatat rekor pendapatan di beberapa negara, termasuk Inggris, Spanyol, Brasil, India, dan Filipina. Perusahaan juga membuka dua toko ritel baru dan berencana ekspansi ke Uni Emirat Arab dan Arab Saudi.
Investasi Jangka Panjang, Keberlanjutan, dan Tantangan Tarif
Apple mengumumkan rencana investasi besar-besaran sebesar USD 500 miliar (sekitar Rp 7.840 triliun) di Amerika Serikat selama empat tahun ke depan. Investasi ini akan mencakup pembangunan pabrik server canggih di Texas dan perluasan fasilitas di sembilan negara bagian lainnya.
Komitmen Apple terhadap keberlanjutan juga terlihat dari keberhasilan perusahaan dalam memangkas emisi karbon sebesar 60% sejak 2015. Perusahaan menargetkan netralitas karbon di seluruh rantai pasok pada 2030.
Tarif perdagangan global memberikan dampak yang terbatas pada kuartal Maret. Namun, Apple memperkirakan tambahan biaya USD 900 juta pada kuartal Juni akibat tarif IEEPA 20% untuk produk asal China. Untuk mengantisipasi hal ini, Apple mengalihkan produksi iPhone untuk pasar AS ke India dan Vietnam.
Apple memproyeksikan pertumbuhan pendapatan kuartal Juni di kisaran satu digit rendah hingga menengah. Perusahaan juga mengumumkan pembagian deviden sebesar US$0,26 per saham, naik 4% dari sebelumnya. Program pembelian kembali saham senilai US$100 miliar juga diumumkan.
Meskipun menghadapi tantangan, Apple tetap optimistis. Kinerja keuangan yang kuat, inovasi berkelanjutan, dan ekspansi global menunjukkan posisi Apple yang kokoh di industri teknologi. Basis perangkat aktif yang mencapai rekor tertinggi dan kepuasan pelanggan yang tinggi semakin memperkuat optimisme tersebut.