Microsoft baru-baru ini memperkenalkan Muse, sebuah model kecerdasan buatan (AI) generatif revolusioner yang mampu menghasilkan lingkungan visual dalam game dan menciptakan gameplay yang imersif. Disebut sebagai World and Human Action Model (WHAM), Muse merupakan terobosan dalam teknologi AI generatif untuk pengembangan game.
Muse, hasil kolaborasi antara Microsoft Research dan studio game Inggris, Ninja Theory, telah dikembangkan sejak tahun 2022. Pengembangannya beriringan dengan munculnya popularitas ChatGPT, menandakan upaya serius Microsoft dalam memanfaatkan AI untuk merevolusi industri game.
Proses pelatihan Muse memanfaatkan data gameplay dari game Ninja Theory, *Bleeding Edge*, sebuah game MOBA 4v4 dengan mekanisme *hack and slash*. Data yang dikumpulkan mencapai 1 juta visual dan aksi pemain, yang telah diperoleh dengan persetujuan dari para pemain.
Jumlah data tersebut setara dengan tujuh tahun gameplay berturut-turut, memberikan Muse basis data yang sangat luas untuk mempelajari berbagai kemungkinan visual dan aksi dalam game. Model AI ini dilatih menggunakan WHAM-1.6B dan menghasilkan gameplay dengan resolusi 300 x 180 piksel.
Dalam pengujian, Muse menunjukkan kemampuannya untuk menghasilkan sampel gameplay dari input teks (prompt). Gameplay yang dihasilkan berdurasi beberapa menit, dengan kecepatan 10 frame per detik. Kemampuan ini sangat menjanjikan untuk mempercepat proses pengembangan game.
Proses pembuatan lingkungan 3D melibatkan prediksi gambar selanjutnya berdasarkan prompt pengguna, yang kemudian disesuaikan dengan data gameplay yang dimiliki. Sistem ini kemudian menghasilkan gameplay dan aksi karakter yang konsisten dengan lingkungan 3D yang telah dibuat.
Tujuan Pengembangan Muse dan Implikasinya
Fatima Kardar, Corporate Vice President Gaming AI Microsoft Xbox, menyatakan bahwa Muse merupakan inovasi yang dapat dikembangkan secara intensif untuk mempermudah pengembangan game di masa depan. Ia yakin AI generatif akan menjadi teknologi kunci dalam meningkatkan kreativitas pengembang game.
Penting untuk dicatat bahwa Microsoft menekankan bahwa Muse bukanlah pengganti pengembang game, melainkan alat penunjang untuk meningkatkan efisiensi dan kreativitas dalam proses pembuatan game. Ini menandakan pendekatan yang bijak dalam mengintegrasikan AI ke dalam alur kerja pengembangan game.
Potensi dan Tantangan di Masa Depan
Muse membuka peluang baru dalam pengembangan game, terutama dalam hal pembuatan aset visual dan gameplay yang lebih cepat dan efisien. Namun, tantangan tetap ada, seperti memastikan kualitas visual yang tinggi dan mengatasi potensi bias dalam data pelatihan.
Ke depannya, pengembangan lebih lanjut pada Muse mungkin akan berfokus pada peningkatan resolusi, penambahan fitur-fitur baru, dan optimasi untuk berbagai jenis game. Integrasi yang lebih seamless dengan engine game juga akan menjadi kunci suksesnya teknologi ini.
Secara keseluruhan, Muse menandai langkah signifikan dalam penerapan AI generatif dalam industri game. Kemampuannya dalam menghasilkan visual dan gameplay secara otomatis berpotensi merevolusi cara game dikembangkan dan memberikan pengalaman bermain yang lebih inovatif dan menarik bagi para pemain.
Meskipun masih dalam tahap awal pengembangan, Muse menunjukkan potensi besar untuk meningkatkan efisiensi dan kreativitas dalam pembuatan game. Microsoft, dengan rilis Muse, telah menetapkan standar baru dalam penerapan AI untuk industri game dan membuka pintu bagi inovasi di masa depan.